berita indonesia – Pembalap Ducati, Francesco Bagnaia, menyesalkan akhir pekan yang buruk saat terjatuh pada kualifikasi MotoGP Qatar 2025.
Bagnaia menyelesaikan GP Qatar dengan perasaan campur aduk. Bagnaia melewati finis ketiga, tetapi penalti yang diberikan kepada Maverick Vinales (KTM Tech3) karena tekanan ban membuat dia naik ke posisi kedua.
Meski naik podium, hasil tersebut meninggalkan rasa pahit di mulut pembalap Italia itu, yang mengharapkan lebih dari akhir pekan di mana ia memulai dengan harapan tinggi. Marquez melampauinya lagi.
“Saya senang, tetapi tidak sepenuhnya,” kata Pecco (sapaan akrab Bagnaia) dilansir BolaSport.com dari MotoSan.
Alasanya, Bagnaia menyadari bahwa ia memiliki potensi lebih, tetapi kesalahan hari Sabtu memengaruhi seluruh balapannya.
Sabtu sangat penting bagi hasil hari Minggu, dan ia sangat memahami hal ini.
Kecelakaan pada sesi kualifikasi memaksanya untuk memulai balapan dari baris keempat grid, di posisi ke-11.
Akibatnya, dia merasakan tekanan ekstra baik secara fisik maupun dalam hal keausan ban, terlebih lagi setelah pertarungan dengan Franco Morbidelli (Pertamina Enduro VR46).
“Saya harus mampu melakukan apa yang saya lakukan pada Sabtu dan Minggu. Kemarin, dalam sprint, saya tidak bisa agresif dalam menyalip, tetapi hari ini saya bisa,” ujar Bagnaia.
“Saya bisa dan harus meningkatkan performa saya, karena itulah titik lemah saya,” akunya.
Dalam balapan yang panjang atau balapan utama MotoGP Qatar 2025, Bagnaia mengawali balapan dengan baik dan melakukan comeback yang solid, tetapi usahanya itu memakan korban.
“Saya mungkin terlalu memaksakan diri, lalu duel dengan Morbidelli pun terjadi dan saya kehabisan ban,” ucap Bagnaia.
“Pada satu titik, ketika saya menyalip Marc, saya mulai merasakan ban saya kempes dan saya menyadari bahwa dia mengendalikannya.”
Pecco juga menyesal tidak mampu berjuang untuk menang.
“Satu-satunya cara untuk mencoba melawan Marquez adalah dengan memulai dari dekat dengannya. Saya tidak berada di posisi itu, dan itu salah saya,” kata Bagnaia.

“Ketika Anda memulai dari posisi yang sangat jauh di belakang, Anda harus lebih banyak menggunakan ban untuk menyalip pembalap di depan Anda.”
“Hal yang sama terjadi pada saya dalam pertarungan dengan Franco, di mana kami juga kehilangan satu detik dari Maverick. “
“Saya kemudian mencoba untuk memperkecil jarak dan berhasil mencapai setengah detik dari Vinaales.”
“Tetapi pada saat itu, dengan enam putaran tersisa, saya mulai merasakan getaran dan tidak dapat melaju kencang di tikungan tertentu.”
“Namun, masalah terbesar adalah memulai dari posisi ke-11. Jika tidak ada yang istimewa terjadi, sulit untuk memikirkan sesuatu yang lebih baik daripada podium. Saya tidak boleh berada di posisi itu lagi,” tuturnya.
Bagnaia finis ke-8 pada sprint race dan posisi kedua pada balapan utama. Hasil ini tidak mencerminkan apa yang diharapkan Bagnaia.
“Saya cepat, tetapi sayalah yang menyia-nyiakan akhir pekan ini. Yang terpenting, saya harus bekerja keras saat sprint race. Ceritanya selalu sama di sana,” aku Bagnaia.
“Tetapi tidak mungkin untuk tahu, tidak mungkin untuk mengatakan sesuatu. Mari kita berbahagia atas apa yang terjadi dan mencoba untuk memperbaiki diri untuk yang berikutnya dan tidak membuat kesalahan yang sama seperti kemarin.”
Bagnaia tetap berharap bisa memperbaiki kesalahan pada MotoGP Spanyol 2025 di Sirkuit Jerez, 25-27 April,, ini merukapan trek tempat ia mendominasi selama tiga tahun terakhir.
“Ya, tetapi saya pikir ini adalah sirkuit tempat saya dapat membuat perbedaan terbesar,” kata Baganaia.
“Meskipun saya tahu Marc selalu sangat cepat di sini, ia berhasil berjuang untuk menang melawan Ducati, yang selalu menjadi motor patokan di sini. Saya pikir akan ada lebih banyak pertarungan di Jerez. “
“Marquez kuat di sana, sama seperti di Le Mans.”