
https://venom128.web.id/ – Legenda MotoGP, Giacomo Agostini, berpendapat bahwa posisi Francesco Bagnaia di MotoGP 2025 belum tergolong mengalami krisis meski hasilnya masih di bawah Marc Marquez.
Rivalitas Bagnaia vs Marc Marquez di Ducati pada MotoGP musim ini semakin runcing karena perbedaan hasil balapan mereka sampai kuartal kedua tahun ini.
Marquez cuan128 kuat di puncak klasemen dengan torehan sembilan kemenangan dan tiga podium baik di balapan utama maupun sprint race.
Sedangkan Bagnaia kontras.
Murid Valentino Rossi itu baru mengemas satu kemenangan dan tujuh raihan podium.
Selain itu, hal yang membuat Bagnaia semakin tampak inferior dibanding Marquez adalah adaptasinya dengan Ducati Desmosedici GP25.
Bagnaia berulang kali mengeluhkan masalah front end yang membuatnya sangat tidak nyaman dalam setiap seri.
Padahal, penguasan bagian depan justru menjadi andalan juara dunia tiga kali itu pada musim lalu.
Akibat belum bisa menguasai betul GP25, Bagnaia sering kesulitan mengatasi tekanan di trek.
Dia bahkan sering kena manuver dari pembalap nonDucati yang tidak disangka bisa mengasapinya.
Seperti yang terlihat pada MotoGP Inggris 2025 pekan lalu, dia sulit mempertahankan posisinya dalam berebut di posisi lima besar, merosot jauh, lalu malah crash.
Semua nasib apes Bagnaia mulai membuatnya dituding sudah mengalami krisis dan kemunduran. Ada sesuatu yang hilang dari diri Bagnaia.
Namun demikian, salah seorang legenda MotoGP, Giacomo Agostini, justru melihat sebaliknya.
Menurut Agostini, Bagnaia masih dalam taraf aman, belum sampai krisis.
Soal Bagnaia jatuh, itu juga dianggap masih wajar.
“Pecco masih tampil bagus,” kata Agostini dikutip Bolasport dari GPOne.
“Saat Marc bergabung dengan tim (Ducati Lenovo), dia sudah tahu bahwa dia akan menghadapi tantangan berat.”
“Soal banyak crash? Dia bukan satu-satunya yang begtu.”
“Dengan ban ini dan motor yang memiliki power besar, yang dibutuhkan hanyalah aspal sirkuit yang sedikit lembab atau perubahan suhu yang mempengaruhi ban untuk menyentuh permukaan.”
“Di era sekarang, pembalap kan cenderung berani melewati batas kemampuan motor karena mereka tahu bahwa jika mereka tergelincir, setidaknya masih tidak terjadi apa-apa.”
“Beda dengan zaman saya, ketika pembalap jatuh, risikonya bisa mati. Jadi sebagai hasilnya (dulu kami) banyak yang harus berhati-hati,” tandas Agostini.
Agostini juga menolak menyebut Bagnaia dalam krisis dan jika ada anggapan seperti itu, maka hal tersebut adalah keliru.
“Ya, tentu saja (salah),” kata legenda MotoGP asal Italia itu.
“Bahkan Minggu lalu di Silverstone, dia sempat menjalani balapan bagus hanya saja terjatuh.”
“Namun perlu diingat bila Anda mendorong sampai batasnya, hal-hal semacam itu (crash) bisa terjadi,” katanya.
pwedpvzmghuqrdeizidojkthyvgspu